Rabu, 20 Juni 2012

Zakat,haji dan waqaf



  
A.   ZAKAT

      Zakat menurut arti bahasa adalah tumbuh, berkembang, bertambah, bersih dan suci. Sedang zakat menurut istilah adalah kadar (ukuran) harta yang wajib dikeluarkan kepada orang yang berhak menerimanya.
Zakat hukumnya wajib. Firman Allah dalam surah at-taubah : 

 Artinya : “Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka dan mendoalah untuk mereka. Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka. dan Allah Maha mendengar lagi Maha Mengetahui.” (QS. At-Taubah/9; 103)

Pada garis besarnya zakat terbagi 2 bagian yaitu :
  1. Zakat Fitrah
     Zakat Fitrah adalah zakat yang wajib dikeluarkan untuk membersihkan setiap jiwa muslim laki-laki atau perempuan, besar, kecil, merdeka atau hamba sahaya yang memiliki kelebihan harta di akhir bulan Ramadhan dengan syarat-syarat yang telah ditentukan.
Adapun Syarat wajib zakat Fitrah adalah :
*       Islam
*       Hidup di bulan Ramadhan dan malam hari raya Idul Fitri walaupun hanya sebentar.
*       Memiliki kelebihan makanan pokok untuk dimakan di malan dan siang hari raya idul fitri.
       Zakat Fitrah hendaknya dibayarkan sebelum salat Idul Fitri. Bila dibayarkan setelah terbenam matahari pada hari Raya Idul Fitri, hukumnya seperti sedekah sunnah (tidak  diterima sebagai zakat fitrah).
      Sesuatu yang harus dikeluarkan untuk zakat fitrah adalah makanan pokok, seperti beras, jagung, dan gandum. Sedangkan , besarnya zakat fitrah untuk setiap pribadi adalah 3,1 liter beras atau makanan pokok lainnya. Zakat fitrah juga boleh dibayar dengan uang, asalkan senilai dengan harga beras 3,1 liter untuk setiap jiwanya.
  1. Zakat Mal
Zakat Mal atau zakat harta ialah mengeluarkan sebagian harta benda yang menjadi hak milik seseorang sesuai dengan ketentuan syariat dengan tujuan untuk membersihkan atau mensucikan harta tersebut.

Adapun harta yang wajib di zakati adalah sebagai berikut :
*       Barang tambang (Ma’din), yang wajib dizakati ada 2 yaitu :
1.      Emas, nisabnya (batas minimal wajib zakat) adalah 93,6 gram, sedangkan zakatnya adalah 2,5 % atau 1/40.
2.      Perak, nisabnya 624 gram zakatnya 2,5 %
*       Perniagaan/Perusahaan (Tijarah), semua harta perniagaan wajib dizakati, nisab dan zakatnya sama dengan emas, waktunya mengeluarkan zakatnya setelah haul (satu tahun) berniaga.
*       Hasil pertanian (Zira’ah), berupa biji-bijian yaitu seperti. Padi, jagung dan gandum. Buah-buahan seperti kurma dan anggur. Nisabnya adalah 930 liter/7 kwintal (untuk biji-bijian) bersih dari kulitnya, atau 14 kwintal yang masih berkulit. Zakatnya 5 % untuk pengairan yang memakai biaya, 10 % yang pengairannya tidak memakai biaya (tadah hujan). Waktu mengeluarkan zakatnya setiap kali panen.
*       Peternakan (An’am), yang wajib dizakati adalah :
1.      Unta, nisabnya 5 ekor
2.      Sapi/Kerbau, nisabnya 30 ekor
3.      Kambing/Domba, nisabnya 40 ekor
*       Barang terpendam (Rikaz). Barang terpendam yang ditemukan seperti emas, perak dan lainnya wajib dikeluarkan zakatnya sebesar 20 % (1/5).
*       Uang (Nuqud), nisab dan zakat uang sama dengan zakat emas.

Golongan yang berhak menerima (Mustahik) zakat ada 8 Asnaf yaitu :
  1. Fakir adalah orang yang tidak mempunyai harta, pekerjaan untuk memenuhi kebutuhannya sehari-hari
  2. Miskin adalah orang yang memiliki harta dan penghasilan namun tidak mencukupi kebutuhannya sehari-hari.
  3. Amilin adalah oarang yang mengelola zakat.
  4. Muallaf adalah orang yang baru masuk Islam.
  5. Riqab adalah hamba sahaya yang mau memerdekakan dirinya.
  6. Gharim adalah orang yang mempunyai utang untuk kemaslahtan dirinya atau umat.
  7. Ibnu Sabil adalah orang yang ada dalam perjalanan (musafir) yang kehabisan bekal.
Firman Allah :
إِنَّمَاالصَّدَقَاتُلِلْفُقَرَاءوَالْمَسَاكِينِوَالْعَامِلِينَعَلَيْهَاوَالْمُؤَلَّفَةِقُلُوبُهُمْوَفِي الرِّقَابِوَالْغَارِمِينَوَفِيسَبِيلِ اللّهِوَابْنِالسَّبِيلِفَرِيضَةًمِّنَاللّهِوَاللّهُعَلِيمٌحَكِيمٌ

Artinya :”Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang fakir, orang-orang miskin, pengurus-pengurus zakat, para mu’allaf yang dibujuk hatinya, untuk (memerdekakan) budak, orang-orang yang berhutang, untuk jalan Allah dan untuk mereka yuang sedang dalam perjalanan, sebagai suatu ketetapan yang diwajibkan Allah, dan Allah Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana.”(QS. At-Taubah/9; 60)

Yang tidak berhak menerima zakat

*       Orang kaya. Rasulullah bersabda, "Tidak halal mengambil sedekah (zakat) bagi orang yang kaya dan orang yang mempunyai kekuatan tenaga." (HR Bukhari).
*       Hamba sahaya, karena masih mendapat nafkah atau tanggungan dari tuannya.
*       Keturunan Rasulullah. Rasulullah bersabda, "Sesungguhnya tidak halal bagi kami (ahlul bait) mengambil sedekah (zakat)." (HR Muslim).
*       Orang yang dalam tanggungan yang berzakat, misalnya anak dan istri.
*       Orang kafir.

B.   HAJI dan UMRAH
a.      Pengertian Ibadah Haji Dan Umrah
1.      Ibadah Haji
Pengertian Ibadah Haji
       Pengertian Haji secara etimologis, berarti tujuan, maksud, dan menyengaja. Pengertian Haji menurut istilah ulama fikih adalah menyengaja mendatangi  Ka’bah  (Baitullah) untuk menunaikan amalan-amalan tertentu (antara lain Tawaf dan Sa’i) atau mengunjungi tempat tertentu pada waktu tertentu untuk melakukan amalan-amalan tertentu (seperti berkunjung ke Arafah untuk wukuf dimulai setelah tergelincir matahari tanggal 9 Zullhijjah sampai dengan terbit fajar pada tanggal 10 Zulhijjah.
       Kewajiban Haji dijelaskan Allah SWT dalam Q.S. ali Imran, 3:97 dan Al-Hajj, 22:27. Yang artinya;
Q.S. ali Imran, 3:97
“Dan (di antara)  kewajiban manusia terhadap Allah adalah melaksanakan Haji Ke Baitullah, yaitu bagi orang yang mampu.”

Q.S. Al-Hajj, 22:27
“Dan serulah manusia untuk mengerjakan haji, niscaya mereka akan dating kepadamu dengan berjalan kaki, atau menegndarai setiap unta yang kurus, mereka dating dari segenap penjuru yang jauh.”

         Kandungan ayat di atas mengandung perintah diwajibkannya ibadah haji bagi yang mampu. Maksud Kata mampu di sini adalah mampu secara material (biaya dirinya dan keluarga yang ditinggal), mampu secara fisik (sehat), dan mempunyai pengetahuan tentang manasik haji dan informasi tentang Arab Saudi. Orang  Islam yang sudah mampu tetapi belum menunaikan haji, dia akan mendapat dosa karena meninggalkan kewajiban.
        Ibadah haji adalah salah satu dari rukun(tiang) Islam.

Haji bisa dilakukan dengan tiga cara yaitu sebagai berikut:
a)      Haji  Ifrad , yaitu mengerjakan haji terpisah dengan umrah dalam bulan haji yang sama. Pertama mengerjakan haji dilanjutkan dengan umrah.
b)      Haji Tamattu , yaitu umrah dikerjakan lebih dahulu baru kemudian melakukan Haji dalam bulan haji yang sama.
c)       Haji Qiran, yaitu mengerjakan haji dan umrah secara bersamaan

Syarat Wajib Haji
      Para ulama menetapkan syarat wajib haji untuk seorang muslim yang akan naik haji, syarat tersebut antara lain:
a)       Islam, orang kafir/non-muslim tidak wajib naik haji.
b)      Berakal, orang yang akalnya kurang sehat tidak wajib haji sampai ia sembuh.
c)       Balig, anak yang belum balig tidak wajib naik haji.
d)      Merdeka, budak tidak ada kewajiban untuk pergi haji. Pada saat ini syarat merdeka tidak relevan karena sudah tidak zamannya lagi perbudakan.
e)      Mampu, artinya fisiknya kuat, biayanya mencukup;I baik untuk dirinya maupun untuk keluarga yang ditinggalkannya, tersedia kendaraan dan aman dalam perjalanan.
f)       Dilaksanakan pada waktunya.
g)      Khusus bagi perempuan, harus disertai suami atau mukhrimnya atau orang lain yang dapat diberi amanah.
h)      Wajib, hanya sekali seumur hidup.








Rukun Haji
       Rukun haji yaitu, kegiatan-kegiatann yang harus dilakukan. Jika tidak dilakukan, ibadah haji seseorang tidak sah. Dan pelanggarannya tidak dapat diganti dengan membayar denda atau  dam. Melainkan dengan cara mengulanginya tahun depan.
Rukun Haji adalah sebagai berikut:
a)      Ihram atau berniat haji, yaitu memakai pakaian ihram sambil berniat melakukan haji. Pakaian ihram adalah pakaian yang berwarna putih. Untuk pria terdiri dari dua potong kain lembaran tidak berjahit. Cara memakainya sepotong kain dililitkan di badan dan satunya diselendangkan. Ia juga tidak boleh memakai celana dalam. Bagi perempuan, pakaian ihram adalah pakaian biasa yang berwarna putih yang tidak menutup wajah dan telapak tangan.
b)      Wukuf di Padang Arafah, yaitu berhenti sebentar di Padang Arafah pada tanggal 9 zulhijjah. Di mulai saat masuk zuhur sampai fajar tanggal 10 Zulhijjah.
c)       Tawaf, yaitu mengelilingi Ka’bah kebalikan dengan arah jarum jam sebanyak tujuh kali.
d)      Sa’I atau lari-lari kecil antara  Bukit Safa dan Marwah.
e)      Tahallul atau mencukur rambut.
f)       Tertib, artinya dilakukan secara berurutan.
Wajib Haji
       Selain mengerjakan rukun haji, kita juga harus mengerjakan wajib haji. Wajib haji yaitu kegiatan yang harus dilakukan oleh calon haji yang jika sebagian atau seluruhnya dari kegiatan-kegiatan ini tidak dilakukan, hajinya tetap sah, tidak batal. Hanya yang bersangkutan diwajibkan membayar dam.
Wajib haji adalah sebagai berikut:
a)      Ber-Ihram dari miqat (Tempat yang ditentukan). Bagi jamaah haji Indonesia tempat miqatnya adalah Bandara King abdul azis di Jeddah atau Bir Ali di Madinah (miqat makani). Wakyunya yaitu awal syawal dan sampai terbit fajar hari Idul Adha (miqat zamani).
b)      Bermalam(mabit) di Muzdalifah. Waktunya pada malam Idul Adha. Di mulai dari matahari terbenam sampai tengah malam. Di Muzdalifah calon haji mengambil kerikil/batu-batu kecil secukupnya untuk persiapan melontar jamrah di Mina.
c)       Melontar jamrah aqabah pada Hari Idul Adha. Jamrah aqabah adalah sebuah monument yang berupa tugu. Letaknya di Mina. Kegiatan ini dilakukan setelah calon haji selesai melaksanakan mabit.  Diutamakan dikerjakan setelah matahari terbit pada tanggal 10 Zulhijjah. Dalam kegiatan melontar jamrah ini, calon haji melempar tugu/jamrah dengan batu sebanyak 7 butir. Sesudah itu, ia mencukur rambutnya paling sedikit 3 helai. Inilah yang disebut dengan tahallul awal. Setelah tahallul awal ini dilanjutkan dengan pergi ke Makkah untuk melaksanakan tawaf ifadah/tawaf haji dan sa’i.
d)      Melontar 3 jamrah, yaitu jamrah ula, jamrah wusta, dan jamrah aqabah. Jamrah ini letaknya juga di Mina. Oleh karena itu calon haji harus kembali lagi ke Mina setelah melakukan tawaf ifadah dan sa’I di Mekah. Kegiatan melontar jamrah ini dilaksanakan pada tanggal 11 dan 12 Zulhijjah. Dalam melempar jamrah ini masing-masing jamrah dilempar  7 kali dengan sebutir batu. Jamrah yang dilempar harus urut, dimulai dari jamrah ula,jamrah wusta, dan terakhir jamrah aqabah.
e)      Bermalam (mabit) di Mina pada hari-hari Tasrik (malam-malam tanggal 11,12, dan 13 Zulhijjah).
f)       Menjauhkan diri dari perbuatan yang dilarang.

Larangan Di waktu Melaksanakan Haji

Perbuatan-perbuatan yang dilarang saat melaksanakan ibadah haji yaitu:
a)      Memakai pakaian yang dijahit dan memakai tutup kepala bagi laki-laki yang sedang ihram.
b)      Menutup muka dan kedua telapak tangan bagiperempuan yang sedang ihram.
c)       Memakai harum-haruman baik pada badan maupun pakaian.
d)      Mencukur atau menghilangkan rambut atau bulu badan yang lain.
e)      Memotong kuku.
f)       Menikah dan menikahkan atau menjadi wali.
g)      Bersetubuh.
h)      Berburu atau membunuh  binatang darat yang liar dan halal di makan.
i)        Menebang pohon atau rerumputan

Sunah-Sunah Haji
Sunah-sunah haji, sebagai berikut;
a)      Membaca talbiah dengan suara nyaring bagi laki-laki dan lemah lembut bagi wanita, waktunya sejak ihram sampai melontar jamrah aqabah pada hari raya kurban.
لَبَّيْكَ اللهُمَّ لَبَّيْكَ لَبَّيْكَ لاَ شَرِيْكَ لَكَ لَبَّيْكَ.إِنَّ الْحَمْدَ وَالنِّعْمَةَ لَكَ وَالْمُلْكَ لاَ شَرِيْكَ لَكَ


Membaca doa setelah talbiah;
َللّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ رِضَاكَ وَالْجَنَّةَ وَنَعُوْذُ مِنْ سُخْتِكَ وَالنَّار. 
b)      Membaca salawat Nabi.
c)       Melaksanakan tawaf qudum, disebut juga tawaf tahiyyah, karena tawaf ini merupakan tawaf penghormatan bagi Kakbah.
d)      Masuk ke Baitullah dan Hijr Ismail.
Dam (Denda)
       Dam yaitu denda yang dikeluarkan karena meninggalkan wajib haji dengan cara tamttu dan qiran, atau melakukan larangan ihram.
Ketentuan dam sebagai berikut;
a)      Bila larangan pada ihram yang dilakukan kecuali bersetubuh, berburu atau membunuh binatang, mencabut atau memotong pepohonan serta akad nikah, maka damnya adalah menyembelih seekor kambing atau bersedekah kepada 6 orang fakir miskin (2 mud= 1 1/5 atau berpuasa 3 hari)
b)      Suami-istri bersetubuh, dam-nya adalah;
*      Menyembelih seekor unta,atau
*      Menyembelih seekor sapi,atau
*      Menyembelih 7 ekor kambing, atau
*      Member makan fakir miskin di tanah haram senilai harga seekor unta.
c)       Jamaah haji yang melaksanakan haji tamattu atau qiran maka damnya sebagai berikut:
*      Menyembelih seekor kambing yang sah untuk kurban atau sepertujuh unta atau sapi.
*      Bila tidak sanggup, harus berpuasa 10 hari; 3 hari sewaktu ihram, paling lambat sampai hari raya haji dan 7 hari sisanya diklaksanakan di tanah air.
d)      Akad nikah di waktu ihram, sanksinya tidak membayar dam tetapi nikahnya tidakm sah(batal).
e)      Berburu atau membunuh binatang atau mencabut/memotong pepohonan di tanah haram maka dam-nya adalah;
*      Menyembelih kurban yang sesuai dan sebanding dengan yang diburu/pohon yang dicabut.
*      Member makan fakir miskin senilai dengan binatang yang dibunuh/pohon yang dicabut.
*      Binatang buruan dan pohon yang dicabut diperbandingkan dengan besar kecilnya hewan kurban,
Besar      =   sapi
Sedang   =   kambing
Kecil       =    senilainya.





2.      Ibadah umrah
         Umrah secara etimologis pengertiannya adalah ziarah. Sementara pengertian umrah menurut istilah ulama fikih adalah sengaja mendatangi Ka’bah untuk melaksanakan amalan tertentu, yang terdiri dari tawaf, sa’I dan bercukur.
         Umrah disebut juga haji kecil, karena beberapa ketentuannya hamper saam dengan haji. Misalnya, tentang syrat-syarat, rukun ataupun  larangannya. Apalagi umrah disejajarkan dengan perintah haji, tetapi pelaksanaan umrah lebih sederhana dibandingkan dengan pelaksanaan haji.

Rukun Umrah
Rukun umrah adalah sebagai berikut:
a)      Ihram disertai niat
b)      Tawaf
c)       Sa’i
d)      Tahallul
e)      Tertib

Wajib Umrah
Wajib umrah adalah sebagai berikut:
a)      Ihram dari miqat
b)      Menjauhkan diri dari segala larangan sebagaimana larangan haji.

C.   WAKAF
a.    Pengertian Wakaf
         Wakaf menurut arti bahasa ialah menahan, berhenti atau diam. Sedang menurut istilah ialah menahan harta benda yang tahan lama zatnya untuk diambil manfaat oleh umum demi mendekatkan diri kepada Allah swt.
Dalil yang berhubungan dengan wakaf diantaranya ;

Artinya : “Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan (yang sempurna), sebelum kamu menafkahkan sehahagian harta yang kamu cintai. dan apa saja yang kamu nafkahkan Maka Sesungguhnya Allah mengetahuinya.” (QS.Ali Imran/3; 92)
b.    Syarat Wakaf
Ada 3 syarat wakaf yaitu :
  1. Barang yang diwakafkan harus tahan lama zatnya dan bisa diambil manfaatnya tanpa mengurangi zatnya.
  2. Milik sendiri
  3. Digunakan untuk tujuan baik
       c.    Rukun Wakaf
Dalam ibadah wakaf ada beberapa rukun dan syarat yang harus dipenuhi antara lain :
  1. Wakif yaitu Orang yang mewakafkan dengan syarat :
*       Balig dan rasyid artinya dapat mempertimbangkan segala sesuatu dengan jernih
*       Tidak punya hutang
*       Kemauan sendiri
*      Wakaf tidak boleh dibatalkan

2.      Mauquf yaitu harta yang diwakafkan dengan syarat :
*      Harta yang difakafkan zatnya tahan lama
*      Batas-batasnya jelas
*      Milik sendiri dan tidak dalam sengketa

3.      Maukuf ‘Alaih yaitu penerima wakaf syaratnya :
*      Dewasa, bertanggung jawab dan mampu melaksanakan amanat.
*      Sangat dibutuhkan oleh orang banyak, boleh diberikan kepada badan sosial atau yayasan yang berbadan hukum.

Manfaat Wakaf bagi yang menerima wakaf atau masyarakat, sangat banyak antara lain;
*       Dapat menghilangkan kebodohan
*       Dapat menghilangkan (mengurangi) kemiskinan
*       Dapat menghilangkan (mengurangi) kesenjangan social
*       Dapat memajukan serta mensejahterakan umat

Keistimewaan

Harta wakaf dalam dioperasikan sebagai pemangkin pembangunan ekonomi umat Islam kerana ia memiliki beberapa ciri berikut:
  1. Keunikan wakaf pada konsep pemisahan di antara hak pemilikan dan faedah penggunaannya. Pewakafan harta menyebabkan kuasa pemilikan hartanya akan terhapus daripada harta tersebut. Wakaf secara prinsipnya adalah satu kontrak berkekalan dan pewakaf tidak boleh lagi memiliki harta itu dengan apa jua sekalipun, kecuali sebagai pengurus harta wakaf. Secara majazinya harta wakaf adalah menjadi milik Allah Taala.
  2. Wakaf adalah sedekah berterusan iaitu bukan sahaja membolehkan pewakaf mendapat pahala berterusan, tetapi penerima mendapat faedah berterusan. Dengan itu pihak yang bergantung wakaf boleh mengatur perancangan kewangan institusinya dengan berkesan untuk jangka panjang. Disamping itu pihak pewakaf tidak perlu bimbang mungkin berlaku sabotaj seperti pengubahan status wakaf tanahnya oleh pemerintah kerana kaedah fiqh menyatakan: “Syarat pewakaf adalah seperti nas Syara’.”
  3. Penggunaan harta wakaf adalah untuk kebajikan dan perkara-perkara yang diharuskan oleh Syara’. Oleh tidak diwajibkan menentukan golongan yang mendapat manfaat daripada wakaf dan memadai menyebutkan: “Saya wakafkan harta ini kerana Allah.” Ciri ini membolehkan pengembangan harta wakaf kepada pelbagai bentuk moden selagimana ia menepati objektif wakaf.

Syarat Wakaf

       Syarat wakaf yang menjadi syarat utama agar dapat sahnya suatu akad wakaf adalah seorang wakif telah dewasa, berakal sehat, tidak berhalangan membuat perbuatan hukum, dan pemilik utuh dan sah dari harta benda yang diwakafkan.
       Akad wakaf yang diikrarkan seorang wakif harus disaksikan oleh dua orang saksi dan pejabat pembuat akta wakaf. Ikrar akad wakaf dilaksanakan dengan ikrar dari wakif untuk menyerahkan harta benda yang dimiliki secara sah untuk diurus oleh nadzir (orang yang mengurus harta wakaf) demi kepentingan ibadah dan kesejahteraan masyarakat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar